Museum Multatuli Rangkasbitung merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Lebak, Banten yang menggambarkan anti kolonialisme. Adapun lokasi bangunan untuk belajar sejarah ini berada tak jauh dari Stasiun Rangkasbitung, tepatnya di Jln. RM Nata Atmaja.
Fakta Unik dan Menarik di Museum Multatuli
Ternyata, ada banyak fakta unik dan menarik terkait masa kolonialisme Belanda saat “mengasuh” Indonesia. Penasaran apa saja hal-hal unik yang bisa dijumpai di museum sejarah ini? Simak ulasannya berikut ini.
Ikon Utama Museum
Ikon utama bangunan untuk belajar sejarah ini berupa patung Multatuli, yakni nama sebuah pena dari Eduard Douwes Dekker, seorang berkebangsaan Belanda yang simpati terhadap nasib rakyat Indonesia. Patung tersebut dalam posisi duduk sedang membaca sebuah buku besar.
Salah satu buah pena asisten residen Lebak yang terkenal adalah Max Havelaar. Novel dibuat pada tahun 1960 di Belgia. Hal menarik yang diceritakan dalam novel tersebut adalah sejarah perjuangan Lebak dan Banten. Isi novel yang paling mencolok menggambarkan tentang kritik terhadap penyelewengan bupati dan kepala residen terkait sistem Tanam Paksa kala itu.
Dua patung lain yang akan menyambut Anda di Museum Multatuli adalah patung Saidjah yang dibuat dengan pose berdiri tegak dan patung perempuan sedang duduk di kursi panjang, yakni Adinda yang tengah memandangi rak buku. Keduanya adalah tokoh dalam novel karya Multatuli.
Patung-patung tersebut terbuat dari tembaga dan merupakan buah tangan Dolorosa Sinaga.
Bangunan Kuno Perpaduan Masa Lalu & Masa Kini