Danau Toba
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Danau Toba
No Result
View All Result
Home Wisata Alam

Museum Multatuli, Potret Kekejaman Kolonial Saat “Asuh” Indonesia

Rotasiasia.com by Rotasiasia.com
in Wisata Alam
Museum Multatuli Rangkasbitung

Museum Multatuli Rangkasbitung

Share on FacebookShare on Twitter

Museum Multatuli Rangkasbitung merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Lebak, Banten yang menggambarkan anti kolonialisme. Adapun lokasi bangunan untuk belajar sejarah ini berada tak jauh dari Stasiun Rangkasbitung, tepatnya di Jln. RM Nata Atmaja.

Fakta Unik dan Menarik di Museum Multatuli

Ternyata, ada banyak fakta unik dan menarik terkait masa kolonialisme Belanda saat “mengasuh” Indonesia. Penasaran apa saja hal-hal unik yang bisa dijumpai di museum sejarah ini? Simak ulasannya berikut ini.

Ikon Utama Museum

Ikon utama bangunan untuk belajar sejarah ini berupa patung Multatuli, yakni nama sebuah pena dari Eduard Douwes Dekker, seorang berkebangsaan Belanda yang simpati terhadap nasib rakyat Indonesia. Patung tersebut dalam posisi duduk sedang membaca sebuah buku besar.

Salah satu buah pena asisten residen Lebak yang terkenal adalah Max Havelaar. Novel dibuat pada tahun 1960 di Belgia. Hal menarik yang diceritakan dalam novel tersebut adalah sejarah perjuangan Lebak dan Banten. Isi novel yang paling mencolok menggambarkan tentang kritik terhadap penyelewengan bupati dan kepala residen terkait sistem Tanam Paksa kala itu.

Dua patung lain yang akan menyambut Anda di Museum Multatuli adalah patung Saidjah yang dibuat dengan pose berdiri tegak dan patung perempuan sedang duduk di kursi panjang, yakni Adinda yang tengah memandangi rak buku. Keduanya adalah tokoh dalam novel karya Multatuli.

Patung-patung tersebut terbuat dari tembaga dan merupakan buah tangan Dolorosa Sinaga.

Bangunan Kuno Perpaduan Masa Lalu & Masa Kini

Museum Multatuli berdiri di atas bangunan kuno yang dibangun sekitar tahun 1923. Awalnya, bangunan berbentuk T ini berfungsi sebagai kantor sekaligus rumah kediaman wedana Lebak.

Tampilan museum anti kolonialisme ini merupakan perpaduan interior dengan style fraktal asimetris. Pencahayaan ruangan juga cukup apik.

Selain itu, semua detail sejarah disuguhkan dalam ilustrasi grafis kekinian. Ini bertujuan untuk menarik minat generasi milenial saat ini. 

Satu Benang Merah untuk Setiap Bilik

Menuju pembagian bilik dalam museum, setidaknya Anda akan mempelajari sejarah zaman kolonial Belanda yang terbagi dalam 7 ruang pamer. Masing-masing bilik mewakili periode sejarah zaman kolonialisme, yakni:

  • Ruang-1 atau lobi museum, berisi wajah Multatuli yang terbuat dari kaca lengkap dengan pesan singkatnya yaitu “Tugas Manusia adalah Menjadi Manusia”.

 

  • Ruang ke-2 menceritakan sejarah awal masuknya Belanda ke Tanah Air. Dari sini diketahui bahwa tujuan Belanda datang adalah mencari rempah-rempah hingga terciptanya Tanam Paksa (Cultuurstelsel). Ada diorama dan video yang akan memandu pengunjung.

 

  • Ruang-3 mengilustrasikan periode Tanam Paksa. Ada berbagai alat yang berbau perkopian di dalamnya.

 

  • Ruang ke 4 berisi foto-foto para tokoh besar Indonesia yang terinspirasi oleh Multatuli. Beliau adalah Ir Soekarno, R.A Kartini, dan Pramoedya Ananta Toer. Dalam ruangan ini pula pengunjung dapat menyaksikan surat-surat Multatuli yang ditujukan kepada kerajaan Belanda.

 

  • Ruang ke 5 menceritakan tentang sejarah perlawanan kolonialisme di Tanah Air hingga timbul pergerakan pembebasan dari kaum penjajah.

 

  • Ruang ke 6 menyuguhkan sejarah Lebak dari masa ke masa. Terdapat pula benda sejarah bernilai penting karena menjadi tonggak berdirinya kabupaten Lebak, yaitu surat keputusan (staatsblad) pembentukan Lebak tahun 1828.

 

  • Ruang ke 7 merupakan bilik yang berisi berbagai potret orang-orang hebat yang terinspirasi dari Rangkasbitung. Salah satunya adalah Rendra, penulis puisi bertajuk Orang-orang Rangkasbitung. Puisi diperdengarkan rekaman suara Rendra saat membacakan buah karyanya.

Menggunakan Multimedia

Semua informasi sejarah di Museum Multatuli disampaikan menggunakan multimedia. Mulai dari podcast hingga video yang diputar pada layar monitor.

Benda-Benda Bersejarah

Ada banyak jenis benda bersejarah yang dipamerkan antara lain: artefak asli berupa ubin rumah residen Lebak, koin kuno, alat giling kopi kuno, hingga 2 surat bersejarah.

Berniat mengunjungi museum? Ajak si kecil saat liburan akhir pekan. Temukan fakta unik dan menarik lain di Museum Multatuli. (*)

Discussion about this post

© 2022 Danautoba.co.id

No Result
View All Result

© 2022 Danautoba.co.id