Bahasa Inggris yang dikuasai oleh penduduk setempat adalah bukti dari interaksi yang sering terjadi antara warga dengan wisatawan asing.
Objek wisata seperti Makam Raja Sidabutar, Museum Batak, dan berbagai situs megalitikum lainnya menjadikan Tomok sebagai salah satu pusat kebudayaan Batak yang penting.
Tomok seperti memiliki segalanya, dari peninggalan sejarah hingga keindahan alam yang eksotis.
Pengembangan infrastruktur wisata seperti resort di Tuk Tuk Siadong semakin memperkaya pengalaman berkunjung ke Tomok.
Kini, Tomok telah berkembang menjadi dua desa, yakni Tomok Induk dan Tomok Parsaoran, keduanya menawarkan kesempatan unik bagi pengunjung untuk menyelami kehidupan masyarakat Batak yang kaya dan berwarna.
Bagi para pecinta wisata budaya dan sejarah, perjalanan ke Desa Wisata Tomok menjanjikan sebuah pengalaman yang tak hanya menyenangkan tapi juga mendidik, memperluas pemahaman tentang keberagaman budaya Indonesia.
Desa Silalahi I
Desa Wisata Silalahi I, terletak dalam keindahan geografis yang mengagumkan, berada di antara lekukan perbukitan dan keelokan Danau Toba, Sumatera Utara, menawarkan sebuah destinasi yang tak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang menakjubkan tetapi juga kekayaan budaya yang unik.
Berada di Kecamatan Silahisabungan dan berjarak 28 kilometer dari pusat Kabupaten Dairi, desa ini memiliki posisi strategis pada koordinat 2º47’57,4′ N – 98º31’03,2′ E dengan ketinggian 1.012 meter di atas permukaan laut, menjadikannya tempat yang sempurna untuk berbagai aktivitas wisata alam dan budaya.
“Desa Silalahi I adalah bukti nyata dari harmoni antara alam dan warisan leluhur,” ujar seorang ahli budaya setempat, menyoroti bagaimana desa ini menjadi pusat situs-situs budaya peninggalan nenek moyang Marga Silalahi.
Dengan luas lahan pertanian yang mencapai 98 hektar, desa ini juga menjadi pusat produksi padi dan bawang, serta dikenal akan buah mangga udang yang khas dengan rasa manisnya.
Baca Juga: Wisata Baru Jalan Setapak Ujung Silalahi di Ujung Desa Silalahi yang Sedang Viral
Geosite Silahisabungan, yang menjadi bagian dari desa ini, memperkaya pengalaman wisata dengan tema Geo-culture diversity, menawarkan kontur tanah yang berbatu dengan kemiringan yang terjal, menciptakan ekosistem unik untuk pertumbuhan bawang merah dan berbagai tumbuhan obat seperti simonang-monang (edelweiss) dan Babarus, serta beberapa jenis Anggrek hutan.
“Kami memiliki Air Terjun Sibola Huta, yang artinya air yang membela kampung, dan Aek Sipaulak Hosa, yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan segala jenis penyakit,” jelas seorang pengelola wisata di Desa Silalahi I, menggambarkan bagaimana alam dan kepercayaan lokal berpadu menjadi daya tarik yang unik.
Tidak hanya alam, desa ini juga kaya akan situs budaya dan sejarah seperti Batu Sigadap dan Pagar Parorot, yang masih dipercaya kesakralannya oleh masyarakat setempat.
Rumah tradisional di desa ini, yang menampilkan perpaduan arsitektur Pak-pak, Simalungun, dan Toba, merupakan representasi dari integrasi budaya yang harmonis.
“Ini tentang memelihara hubungan dan tradisi,” tutur salah satu kepala desa, mengenai keunikan kepemilikan rumah tradisional yang biasanya diberikan kepada saudara perempuan, menegaskan nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan yang kuat di antara warga Desa Silalahi I.
Desa Silalahi II
Terletak di sepanjang pantai Danau Toba yang indah, Desa Wisata Silalahi II membentang sepanjang 12 kilometer pantai yang masih asli, diperkaya dengan spektakel alam dua air terjun: Air Terjun Siringo dan Air Terjun Simartubi.
Destinasi ini lebih dari sekedar pemandangan yang indah, bukti hidup dari warisan budaya dan tradisi yang diturunkan oleh Raja Silahisabungan, yang garis keturunannya diwakili oleh delapan marga atau klan yang terkemuka.
“Di Desa Wisata Silalahi II, setiap aspek lingkungan kita menceritakan sebuah cerita,” ujar seorang sejarawan lokal, menyoroti koneksi mendalam desa dengan masa lalu leluhurnya.
Cerita-cerita ini menjadi hidup melalui deretan situs budaya yang tersebar di seluruh desa, masing-masing bertindak sebagai mercusuar dari kebijaksanaan dan tradisi komunitas yang abadi.
Kalender desa dipenuhi dengan Pesta Rakyat Marga, sebuah festival tahunan yang merayakan kesatuan dan warisan budaya marga, bersama dengan berbagai acara seremonial lainnya yang mencerminkan kaya tapestri adat dan kepercayaan penduduk.
“Perayaan ini bukan hanya untuk kami; itu adalah undangan hangat ke dunia, menampilkan cara hidup kami,” bagikan seorang tetua desa, menekankan sambutan hangat komunitas kepada pengunjung.
Baca Juga: The Kaldera Toba Nomadic Escape Tempat Nikmati 5 Aktivitas Wisata Glamor
Keramahan terjalin dalam kain Desa Wisata Silalahi II, di mana kehangatan orang-orangnya menambah daya tarik lanskap.
Pengunjung diterima tidak hanya sebagai tamu, tetapi sebagai bagian dari keluarga besar, praktik yang sangat mendarah daging dalam etos desa.
“Di sini, setiap pengunjung diperlakukan dengan rasa hormat dan kasih sayang yang sama seperti yang kami tunjukkan kepada keluarga kami sendiri,” jelas seorang penduduk lokal, menggambarkan komitmen komunitas untuk memastikan pengalaman yang menyenangkan dan berkesan bagi semua yang menjelajahi tengah mereka.
Desa Wisata Silalahi II, dengan keindahan alamnya yang memikat dan warisan budaya yang kaya, menawarkan pengalaman yang membenamkan diri ke dalam dunia di mana tradisi dan alam menyatu.
Desa ini bukan hanya tujuan bagi mereka yang mencari pemandangan yang menakjubkan, tetapi juga perjalanan ke dalam jantung budaya Batak, di mana setiap tarian, ritual, dan sapaan menceritakan kisah dari garis keturunan yang bangga yang dilestarikan melalui generasi.
Itulah beberapa desa wisata yang ada di sekitar Danau Toba, dan layak untuk dijadikan tempat berlibur. Tunggu apa lagi? Segera masukkan daftar tujuan di atas untuk destinasi liburan Anda selanjutnya. (*)




















